Minggu, 15 Juli 2012

TEATER BALOK


A. Latar Belakang
            Berawal dari obrolan warung kopi dari sebuah angan-angan kerinduan beberapa Muda-mudi Katolik Santo Yakobus, Klodran, Bantul untuk saling berkumpul dan berproses bersama. Sebuah komunitas yang murah meriah dan dapat menyatukan Muda-mudi Katolik dari berbagai usia juga dapat merengkuh Muda-mudi Katolik yang kurang maupun belum terlibat dalam kegiatan Gerejani.
            Dari angan tersebut terlontar sebuah ide dari salah satu MUDIKA (Muda-mudi Katolik) yaitu Bernardinus Narendra Widyasmoro yang akrab dipanggil Bernard untuk membentuk suatu tampilan Teater. Ide ini pertama kali ditanggapi Matheus Nastiti Nurcahyo Wijaya yang akrab dipanggil Inung karena dulu di Paroki St. Yakobus, Bantul, Yogyakarta pernah ada komunitas Teater yang bernama Teater Oblong. Ide Teater ini akhirnya ditawarkan oleh beberapa anggota MUDIKA yang lain dan ternyata mendapat tanggapan baik dan dukungan dari beberapa pihak.

B. Tujuan
Teater selain sebagai wadah untuk berkumpul dan berproses bersama juga ternyata memiliki tujuan-tujuan tertentu setelah beberapa MUDIKA menggalinya. Teater ini dapat mengajak belajar berorganisasi dalam sebuah TIM yang dibagi menjadi dua TIM yaitu TIM PRODUKSI dan TIM PEMERAN, dari proses ini dapat menjadi sarana regenerasi (memberi ajaran tentang organisasi dan kepemimpinan bagi MUDIKA yang masih baru). Dalam Seni Teater, diajak untuk mengeluarkan karakter pribadi dengan percaya diri, dengan demikian anggota yang satu dan yang lain akan saling memahami dan saling mengenal setiap pribadi. Setelah saling mengenal diharapkan setiap anggota MUDIKA saling mendukung dan memberi semangat dalam setiap kegiatan MUDIKA (spirit bagi semua kegiatan MUDIKA yang lain).

C. Nama Teater Balok
            Setelah banyak yang mendukung dan banyak yang terlibat mulailah menggarap sebuah Teater yang memang benar-benar Teater dengan naskah yang diadaptasi dari naskah yang berjudul “Jamila dan Sang Presiden” karya Ratna Sarumpaet.
            Dari beberapa proses, beberapa orang mulai memikirkan sebuah nama untuk komunitas ini. Jadi bukan sekedar bernama Teater MUDIKA Paroki. Pada tanggal 25 Juni 2012 diadakan rapat untuk menentukan nama komunitas teater ini. Ada beberapa usulan nama untuk teater ini seperti usulan Bartholomeus Nastiti  Diyan Wijanarko (akrab dipanggil Catax) yang mengusulkan nama GUYUB yang berarti rukun. Teater RANG yang diusulkan oleh Gabriel Pipit Lina (akrab dipanggil Pipit) yang berarti terang. Teater HARMONI yang diusulkan Bernard yang berarti keselarasan. Yang terakhir Teater BALOK diusulkan Andreas Ardhana Prihatmoko (akrab dipanggil Andre, alumni MUDIKA yang sekarang berdomisili di Provinsi Jambi mengajar Seni Budaya di SMA Xaverius 1 dan 2 Jambi, diundang untuk hadir rapat karena kebetulan sedang berlibur di Yogyakarta). Dan terpilihlah nama BALOK.

1. Nama Balok
            Nama Balok sendiri sebenarnya bukan murni usulan dari Andre tatapi dari Yohanes Gatot Sis Utomo (akrab dipanggil Gatot, Ketua MUDIKA untuk Wilayah Maria Tak Bernoda-MUDIKA St. Anna). Nama ini bermula dari obrolan warkop pada Rabu malam 20 Juni 2012 di angkringan milik Tito Perwito yang saling bercanda dan meledek. Kemudian Gatot melontarkan nama Balok, kemudian anak-anak menanyakan apa artinya dan Gatot tidak tahu hanya sekedar ucapan saja. Beberapa anak di angkringan memplesetkan Balok menjadi nama panggilan seorang cewek yang menurut isu/gossip bahwa Gatot simpatik dengan cewek tersebut (plesetannya tidak perlu disebut, dan bagiteman-teman yang pada waktu ada diangkringan tidak perlu membocorkannya biarlah menjadi rahasia umum, dan yang tidak tahu tidak usah mencari tahu, biarlah menjadi kenangan tersendiri bagi Gatot …hehehe…).

2. Filosofi Nama Balok
            Nama BALOK tersebut ternyata menggelitik Andre dan ia mencoba merenungkan kata BALOK tersebut dan disarikan menjadi filosofi nama BALOK yang diungkapkan dalam rapat 25 Juni 2012, yaitu:
  • Kata BALOK memiliki kesan yang lugas, sederhana, dan dapat diingat oleh semua orang.
  • BALOK di dalam masyarakat Jawa (khususnya Jogja) adalah makanan dari singkong yang dipotong kecil-kecil dan digoreng. Hal ini memberi arti bahwa kadangkala setiap orang selalu meremehkan atau memandang sebelah mata apa yang dilakukan oleh anak muda khususnya anak muda yang jarang tampil, tetapi kalau bersatu maka akan menjadi kuat seperti balok walaupun hanya terbuat dari singkong tetapi bila makannya banyak akan memberi rasa kenyang di dalam perut.
  • BALOK dalam pelajaran matematika adalah sebuah bangun yang terdiri dari enam sisi yang berdiri tidak berdampingan tetapi berdiri sendiri-sendiri dan memiliki sudut yang membentuk balok. Mengajarkan bahwa setiap anggota teater memiliki perbedaan-perbedaan tetapi saling berhadapan untuk membentuk suatu komunitas dalam satu tujuan bersama.
  • BALOK dapat diartikan tersusun dari dua suku kata banyu lokak. Banyu (air) yang tidak penuh tetapi kurang (lokak). Mamberi arti bahwa setiap orang selalu membutuhkan air, bahwa kaum muda itu adalah air di setiap tempat yang memberi kehidupan. Lokak (kurang) mengajarkan bahwa kaum muda harus senantiasa berkembang dan belajar terus menerus untuk mencari hal yang sempurna.
  • BALOK juga dapat diartikan sebagai singkatan dari BAtalyOn Kristus. Memberi spirit bahwa komunitas ini semuanya beriman pada Kristus, dan Kristus adalah spirit bagi komunitas teater ini.

D. Penutup
            Setelah beberapa kali berproses dan ditemukan sebuah nama maka tanggal 25 Juni 2012 diputuskan dalam rapat tersebut sebagai hari lahirnya TEATER BALOK dengan pentas perdana pada tanggal 1 September 2012 dengan judul ”Jamila”. Teater Balok berharap semoga komunitas teater ini dapat berjalan terus dan sebagai wadah anggota MUDIKA untuk saling berkembang, belajar, berkumpul, dan bersilaturahmi mewujudkan MUDIKA yang kompak.     




Aku adalah aku

Foto saya
bantul, yogyakarta, Indonesia
Seorang manusia biasa yang mencoba bersuara pada dunia tentang Kedamaian.