Jumat, 22 Juli 2011

Mengenal Seni Teater

Sejarah panjang seni teater dipercayai keberadaannya sejak manusia mulai melakukan interaksi satu sama lain. Interaksi itu juga berlangsung bersamaan dengan tafsiran-tafsiran terhadap alam semesta. Dengan demikian, pemaknaan-pemaknaan teater tidak jauh berada dalam hubungan interaksi dan tafsiran-tafsiran antara manusia dan alam semesta. Selain itu, sejarah seni teater pun diyakini berasal dari usaha-usaha perburuan manusia primitif dalam mempertahankan kehidupan mereka. Pada perburuan ini, mereka menirukan perilaku binatang buruannya. Setelah selesai melakukan perburuan, mereka mengadakan ritual atau upacara-upacara sebagai bentuk “rasa syukur” mereka, dan “penghormatan” terhadap Sang Pencipta semesta. Ada juga yang menyebutkan sejarah teater dimulai dari Mesir pada 4000 SM dengan upacara pemujaan dewa Dionisus. Tata cara upacara ini kemudian dibakukan serta difestivalkan pada suatu tempat untuk dipertunjukkan serta dihadiri oleh manusia yang lain.
Teater selalu berhubungan dengan tempat pertunjukan atau tempat tontonan. Seni Teater adalah seni yang kompleks, artinya dapat bekerjasama dengan cabang seni lainnya. Seni teater merupakan sebuah kesenian yang paling lengkap, karena di dalamnya tergabung beberapa cabang seni lainnya, seperti seni rupa, seni sastra, seni musik, dan seni tari.
Teater merupakan karya seni yang dapat memberi sumbangan bagi keluhuran budi dan kematangan jiwa. Agar dapat berhasil dalam menikmati suatu karya teater, tingkat apresiasi yang tinggi sangat diperlukan sehingga benar-benar dapat merasakan bahwa teater sebagai tontonan juga sebagai tuntunan. Untuk mengapresiasikan suatu karya seni, khususnya seni teater memerlukan kesungguhan dan konsentrasi penuh. Oleh karena itu, sebagai penikmat perlu mempersiapkan dengan matang.

A. Awal Mula, Sejarah, dan Pengertian Seni Teater
Teater berasal dari kata Yunani kuno, “theatron” Seeing Place yang artinya tempat menyaksikan (seeing place)atau gedung pertunjukan adalah nama tempat untuk mengadakan pesta dan persembahan para dewa. Teater merupakan pertunjukan lakon yang dimainkan di atas pentas dan disaksikan oleh penonton. Seni teater merupakan seni yang menggabungkan banyak unsur, antara lain unsur-unsur audio, visual, dan kinestetik (gerak) yang meliputi bunyi, suara, musik, gerak serta seni rupa.
Istilah teater dalam bahasa Inggris ‘theatre’ mengacu kepada aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan, kelompok yang melakukan kegiatan itu dan seni pertunjukan itu sendiri.
Teater selalu dikaitkan dengan kata drama yang berasal dari kata Yunani Kuno, Draomai yang berarti bertindak atau berbuat dan ‘drame’ yang berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah atau dalam istilah yang lebih ketat berarti lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika.
Kata drama juga dianggap telah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum era Yunani Kuno (800-277 SM). Hubungan kata teater dan drama bersandingan sedemikian erat seiring dengan perlakuan terhadap teater yang mempergunakan drama lebih identik sebagai teks atau naskah atau lakon atau karya sastra.
Terlepas dari sejarah dan asal kata yang melatarbelakanginya, seni teater merupakan suatu karya seni yang rumit dan kompleks, sehingga sering disebut dengan collective art atau synthetic art artinya teater merupakan sintesa dari berbagai disiplin seni yang melibatkan berbagai macam keahlian dan keterampilan.
Jadi, secara sederhana teater dapat didefinisikan sebagai sebuah potret kehidupan manusia yang diangkat dan dipertunjukkan di atas pentas di depan penonton.

B. Fungsi Seni Teater
Teater memiliki fungsi dan peranan di dalam masyarakat. Di dalam seni teater terdapat hubungan yang erat antara seniman dengan masyarakat publik dan sebagai wadah cerminan budaya masyarakat setempat. Selain sebagai hiburan, seni teater memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Media Ekspresi
Ekspresi bentuk gerakan dan ucapan.
2. Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, dikerjakan oleh banyak orang. Melalui teater, orang diajak untuk berorganisasi dan bekerja sama. Jika dipentaskan, teater memberikan pesan kepada penonton tentang kebaikan dan kejahatan.
3. Keperluan Upacara
Di dalam kebudayaan tradisional, sering kali di dalam upacara keagamaan menggunakan sarana teater sebagai bagian dari upacara.
4. Kontrol terhadap perilaku
Teater sebagai media untuk mengontrol perkembangan sistem sosial di dalam suatu masyarakat.
5. Kritik
Teater dapat digunakan untuk mengkritik suatu hal misal pemerintah ataupun sistem sosial yang berlaku di dalam masyarakat.

C. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Seni Teater
Seni teater mengandung pesan moral atau nilai-nilai yang terkandung di dalam ceritanya. Adapun nilai yang terkandung di dalam seni teater adalah:
1. Nilai Didik
Pelajaran dalam pementasan yang mengajarkan untuk mengetahui sesuatu (pesan cerita).
2. Nilai Sejarah
Nilai yang menuntun penonton untuk mengenali dan mengetahui sejarah atau kejadian masa lalu.
3. Nilai Budaya
Perilaku dramatis yang menggambarkan adat istiadat, perilaku, dan kebiasaan-kebiasaan hidup manusia di suatu daerah.
4. Nilai Religius
Gambaran tentang kehidupan beragama yang erat hubungannya dengan peningkatan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber:
- http://www.psb-psma.org/content/blog/seni-teater
- http://komkepsurabaya.wordpress.com/2009/05/10/teater-rakyat-dan-kesadaran-
politik-rakyat/
- Kartono, Ario, dkk. (2007). Kreasi Seni Budaya. Semarang: Ganeca Exact.
- Margono dkk. (2006). Seni Rupa dan Seni Teater. Jakarta: Yudhistira.
- RM, Yoyok & Siswandi. (2007). Seni Budaya. Jakarta: Yudhistira.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar