Laporan wartawan Tribun Jambi Wahyu Jati Kusuma
(Minggu, 20 November 2011 00:21)
JAMBI, TRIBUN - Alunan musik dan lampu panggung yang menyala seirama detak jantung sontak membuat ratusan penonton menghentikan nada bicaranya. Kemudian beberapa remaja masuk ke dalam panggung pertunjukkan dengan lari kecil meneriakkan kata-kata "koran-koran".
Beberapa pemuda tadi juga turun dari panggung dan mencoba membangun interaksi dengan penonton yang ada di ruang itu.
Gambaran di atas salah satu adegan teater yang dimainkan dengan apik oleh para siswa kelas 10 SMA Xaverius 1, di ruang serbaguna sekolah mereka, Sabtu (19/11) siang. Pertunjukkan teater bagian dari mata pelajaran kesenian di sekolah mereka. Dalam kesempatan itu ada tujuh kelompok teater yang tampil, di mana tiap kelompok mewakili tiap kelas.
Guru Seni Budaya SMA Xaverius 1, Andreas Ardana, kepada Tribun sebelum pertunjukkan dimulai mengatakan bahwa pertunjukkan teater yang dimainkan oleh anak didiknya merupakan implementasi dari apa yang ia ajarkan di dalam kelas. Selain itu pertunjukkan ini bertujuan untuk mengajarkan arti pentingnya kerja sama.
Kerja sama yang dimaksud Andreas adalah semua pertunjukkan yang dimainkan oleh anak-anak merupakan hasil karya mereka sendiri, yaitu mulai dari naskah sampai dengan tata panggung yang dibuat oleh mereka sendiri.
"Di pertunjukkan ini anak-anak diharuskan untuk membuat tim produksinya mewakili tiap kelas, jadi secara tidak langsung dalam satu kelas itu anak-anak harus bekerja dalam satu kelompok. Sedangkan saya sebagai guru hanya mengarahkan saja," terangnya kepada Tribun.
Vanessa Apriyanti yang bertindak sebagai sutradara kepada Tribun mengatakan bahwa cerita yang ia angkat temanya bercerita tentang ketidakadilan yang kerap terjadi di negeri ini yaitu kesenjangan di bidang pendidikan.
http://jambi.tribunnews.com/2011/11/20/sma-xaverius-1-jambi-pentaskan-teater
(Minggu, 20 November 2011 00:21)
JAMBI, TRIBUN - Alunan musik dan lampu panggung yang menyala seirama detak jantung sontak membuat ratusan penonton menghentikan nada bicaranya. Kemudian beberapa remaja masuk ke dalam panggung pertunjukkan dengan lari kecil meneriakkan kata-kata "koran-koran".
Beberapa pemuda tadi juga turun dari panggung dan mencoba membangun interaksi dengan penonton yang ada di ruang itu.
Gambaran di atas salah satu adegan teater yang dimainkan dengan apik oleh para siswa kelas 10 SMA Xaverius 1, di ruang serbaguna sekolah mereka, Sabtu (19/11) siang. Pertunjukkan teater bagian dari mata pelajaran kesenian di sekolah mereka. Dalam kesempatan itu ada tujuh kelompok teater yang tampil, di mana tiap kelompok mewakili tiap kelas.
Guru Seni Budaya SMA Xaverius 1, Andreas Ardana, kepada Tribun sebelum pertunjukkan dimulai mengatakan bahwa pertunjukkan teater yang dimainkan oleh anak didiknya merupakan implementasi dari apa yang ia ajarkan di dalam kelas. Selain itu pertunjukkan ini bertujuan untuk mengajarkan arti pentingnya kerja sama.
Kerja sama yang dimaksud Andreas adalah semua pertunjukkan yang dimainkan oleh anak-anak merupakan hasil karya mereka sendiri, yaitu mulai dari naskah sampai dengan tata panggung yang dibuat oleh mereka sendiri.
"Di pertunjukkan ini anak-anak diharuskan untuk membuat tim produksinya mewakili tiap kelas, jadi secara tidak langsung dalam satu kelas itu anak-anak harus bekerja dalam satu kelompok. Sedangkan saya sebagai guru hanya mengarahkan saja," terangnya kepada Tribun.
Vanessa Apriyanti yang bertindak sebagai sutradara kepada Tribun mengatakan bahwa cerita yang ia angkat temanya bercerita tentang ketidakadilan yang kerap terjadi di negeri ini yaitu kesenjangan di bidang pendidikan.
http://jambi.tribunnews.com/2011/11/20/sma-xaverius-1-jambi-pentaskan-teater
Tidak ada komentar:
Posting Komentar